Mengukir senja diantara persahabatan
kita,
Kau yang selalu kuanggap angka meski
kau tak pernah tau hal itu,
Aliran darahmu yang slalu kuhisap,
Hiraukan saja mulut-mulut berdarah
itu,
Segalanya kusam,
Kau tak pernah memikirkan aku
setahun yang lalu,
Kembalilah kau kisahkan kita setahun yang lalu,
Kata sakitmu,
Kulit hitammu,
Kau selalu saja perdebatkan hal yang
mereka tertawakan akan kita,
Aku menyeretmu dalam ombak untuk
kita,
Kau selalu saja membasahi segala
warna pasir yang laut punya,
Kau tak pernah memilih warna apa
untukku,
Kau kejamkan segalanya,
Untukmu yang selalu kupunya,
Bukan warna apa yang kau tau,
Bau air kencingku pun kau mau
menghirupnya,
Sudah begitu kau masih saja begitu,
Tunjukan segala inginmu,
Bukan hanya aku yang kau anggap
absurd dan misterius,
Tapi kau yang mengukir persahabatan
ini selayak kulitmu.
18:55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar