Kamis, 27 Februari 2014

Terbakar, Sia-sia dan Terluka



Tuhan,
Aku sedang berantakan,
Layaknya rumah depan jalan raya,
Terhampiri debu yang setiap saat menempel, masuk dan membekas,
Hujan datang yang berakhir sia-sia,
Mengheningkan segala keheningan dihati ini,
Haruskah aku mengutuk petir itu,
Aku menjauh,
Menjauh hingga terungkap kebusukanmu,
Kebusukanmu yang berlumuran nanah,
Nanah yang membasahi mulutmu,
Aku memutuskan untuk membakar hatiku,
Kau tak usah memikirkan puisiku,
Aku hanya menulis untuk hati yang telah kau bakar,
Hati yang telah sia-sia, serta hati yang terluka dengan setetes embun.

Absurd

Pernah ku berpaling dari sebuah rasa,
Ku kira hanya sekedar rasa,
Tapi ini beda,
Pada satu nama yang berhasrat kental dihatiku,
Dari lorong rahasia yang menyeruku mencintainya,
Sudah hampir ku sentuh,
Ku dekati,
Namun lorong waktu yang menghembuskan,
Tubuhku terluka,
Namun masih saja ku tunggu dengannya,
Inginku acuhkan bayangmu,
Namun dia berkata aku masih bisa setia menanti,
Menatapku dari matamu,
Membelai satu persatu harapan yang terlanjur berlari,
Menjauh! Kau hadirkan rasamu yang bisa ku sentuh,
Untuk mendekapnya kapan sajapun bisa kulakukan,
Dipembuluh nadi yang tersimpan harapan,
Aku menatapmu dengan cinta,
Tuhan berkata lain diesok hari

Kamis, 13 Februari 2014

Jalan Entah



Lari,
Terus berlari,
Karna kelarian ini adalah jalan entah,
Entah benar ataupun salah,
Namun tuhan telah membenarkan,
Sekencang-kencangnya berlari,
Lalu serta merta memerangi bayangan diri sendiri,
Berlari selari-lariku dan akhirnya menjadi batu,
Semakin jauh semakin menjadi kelamku,
Salahku juga bodohmu,
Pasir hitam dipadang-padang itu selalu menyerangku,
Lalu kini,
Hidup seluruh hidupmu menjadi bangkaimu,
Aku yang terus berlari dengan jalanku meski kau ubah menjadi abu

Lalu



Lalu,
Kau menghujamku dengan segala arus hatimu,
Lalu,
Kau tau aku bergelut sendu bersandingmu,
Lalu.
Kau alirkan aku ke rahim hatimu,
Lalu,
Kau nyalakan segalanya menjadi akan,
Lalu,
Kau sudah lama menjelma hatiku,
Lalu,
Kau tau betapa aku menjadi sosok khayalan gilamu,
Lalu,
Aku bisa apa jika kau sudah milik orang bertahun-tahun silam,
Lalu,
Sinarkan hatiku seutuhnya atau sambutlah aku dialam berikutnya.