Senin, 11 Juni 2012

3 Senja dan Bulan Diana

sepertiga malam, mata masih saja terbuka,
begitu absurd apa yang ada didalam kepala migrain ini,
Ibu...
harusya kau peluk aku,
harusnya kau satu selimut denganku,
harusnya kau satu atap serta satu ranjang denganku,

Ibu...
kini subuh telah datang,
kau tetap saja tak datang,
padahal ayam jago pak carik hendak bekerja,
matahari juga  hendak mensinarkan cahaya cantiknya,
hingga senja tenggelam dengan 3 warna yang indah,
namun 3 warna senja itu tergantikan oleh 1 bulan yang menghidupkan cahaya dunia ini,

Ibu...
begitu pula 3 anak perempuanmu yang selalu indah seperti warna senja itu,

Ibu...
kau adalah bulan itu,
meski sangat jauh kami melihat.
kami tetap mati-matian menjalani hidup ini tanpamu disisi kami,
namun cahaya bulan memang seperti dirimu  yang selalu menguatkan hidup kami,

Ibu...
kau pasti tersenyum disurga sana,
kami harapkan kau memang selalu tersenyum untuk melihat 3 anak perempuanmu yang selalu bersatu untuk bulan.




2 komentar:

  1. Senja selalu memberi ruang untuk merenung tentang semua yg terlewati sejak fajar menyapa...
    Senja selalu menyenandungkan adagium dan petuah untuk melelapkan semua lelah atau sekedar mengusap peluh...

    BalasHapus
  2. woooooowwwwww,,,,kata2 kakak cakep bener deh...

    BalasHapus