Senin, 18 Juni 2012

itu Dia

kaki ini tak bisa bergerak sesaat diangkat oleh pria itu,
kursi itu, bantal itu penuh darah dari kaki yang sempat mati 12 jam itu,

berjuang sendiri,
diruangan sendiri,

bahkan sendiri itu juga sempat mematikanku,
pisau itu selalu mengundangku untuk memanjakannya dengan tubuhku,

namun Tuhan lebih kuat dari apapun yang ada diruangan itu,
saat aku keluar dari kepengecutanku,

teman terdekat sendiri,
bagai duru dalam diri,

menampar situasi,
bahkan menampar semua yang kusayangkan.

sampai akhirnya Tuhan,
menunjukkan dia bukan teman yang baik untukku,
TERIMAKASIH kawan lawanku.


3 komentar:

  1. puitis bgt tah mbak e...,
    mampir juga di blogg saya mbak..
    http://ngawurismeonthejhancukway.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Maaf adek jika waktu itu kamu harus sendiri...sendiri mengajarkanmu tuk bisa lebih tegar lagi,lebih kuat lagi dalam hadapi cobaan hidup ini.*peluk*
    Teman sejati akan slalu ada dihati&pasti tak akan meninggalkan diri kita sendiri :)*sabar*

    BalasHapus