Rabu, 06 Juni 2012

PEREMPUAN dan SALON

Perempuan dan Salon

      Tiba-tiba sunyi menyingkapi diri selebrasi secara kolektif. Mereka harus ada diwaktu modern. , waktu-waktu itu harus di lakukan oleh tempatnya, waktu tidak boleh terpisah dari ruangnya kuhabiskan waktu senja ini untuk ke salon di salah satu mall di Semarang. Beberapa perempuan bilang bahwa salon adalah darahya dan  salon adalah hidupnya.
 Remasan tangan pria itu begitu lemasnya dan kerasa sampai ketulang rusukku. Dengan sedikit obrolan  priya yang sedang mencuci rambutku yang memang butuh perawatan.

“Sendirian kak”. Dia memanggilku dengan panggilan kak, padahal umurnya jauh lebih tua dariku.
“Tidak, aku bersama kakakku dia masih di luar”.
“Dari mana tadi kak”.
“Dari Solo, terus dijemput kakak di semarang  dan disuruh nyuci rambut di sini”.
“Sekarang kuliah di Solo kak”. Dia tau sedikit aktifitasku karna aku sering memanjakan beberapa organ tubuhku disalon ini.
Dia sosok lelaki yang bisa dibilang cakep, namun dia kerja disalon hanya karna terpaksa menyekolahkan adiknya yang duduk dibangku SMA kelas 1, sempat nama baiknya tercoreng karna dia bekerja disalon, tetapi dia selalu ingat adiknya jadi dia secara tulus, cinta serta ikhlas bekerja disalon tersebut sekarang.
      Dengan mengangkat kepalaku bersamaan dengan handuk, aku dibawa ke depan kaca untuk mengeringkan rambutku yang telah selesai dicuci.
Sambil memegang hairdraiyer untuk mengeringkan rambutku dia berkata “Mau digunting model apa kak ini”.
Kupikir dengan kepala  pusing dan hanya ku jawab “Yang buatku pantas saja”.

     Ada bayak orang disalon ini dan tepat disamping kanan ku adalah seorang wanita berjilbab besar dan sering kulontarkan lirikan mataku yang menuju padanya lewat kaca besar dan panjang dihadapanku. Karna dalam hatiku berkata (wanita yang begitu juga nyalon juga ternyata). Wanita itu didampingi oleh anak dan suaminya yang rela menunggu,namun lama-kelamaan  anak dan suaminya pun disuruh cuci rambut juga  karna terlalu lama menunggu dan perempuan itu sedang perawatan dikaki atau sering salon menyebutnya “Menicure Padicure”.
      Dan sedangkan yang disebelah kiriku seorang perempuan cantik tubuh yang tinggi diiringi sexy. Beberapa kali juga kulontarkan lirikan mataku untuk perempuan yang cantik disebelah kiriku yang sedang perawatan rambutnya atau creambath dengan memanggakat telfon dengan suara yang merdu sepertinya ditelfon oleh seorang lelaki karna dia sempat melontarkan kata-kata jangan gitu dong om. Sepertinya perempuan itu datang  sendirian dan masih  single. Sempat beberapa pria telah menggodanya. Dia hanya melirik dan tetap focus pada telfonannya itu.
      Tiba-tiba kakak ku telah selesai dicuci dan sedang dikeringkan rambutnya disebelah kiri perempuan yang cantik itu. Aku yang lebih dulu selesai dibanding kakak ku dan akhirnya ku tunggu kakak ku dilobi tempat dimana banyak cowok yang sedang hang out bersama ceweknya namun ceweknya yang harus melakukan perawatan disalon dulu dan akhirnya mereka menunggu sampai datangnya bidadari-bidadari yang telah diubah oleh salon itu. Banyak juga bapak-bapak yang sepertinya menunggu istrinya untuk perawatan disalon, karna berjam-jam berada disalon tersebut, beberapa ada yang ketiduran disini.
       Sebenarnya sangat malas untuk kesalon dan sedikit kasihan dengan uangku yang harus ku buang disalon padahal masih banyak hal yang lebih penting dari sekedar itu. Namun kesalon sudah sebagai kewajiban bagi umat perempuan di dunia ini. Hampir seluruh perempuan memanjakan dirinya disalon, bahkan ada juga yang mengorbankan segala sesuatu yang lebih penting hanya untuk perawatan disalon.
      Burung terbang kelangit tinggi melihat indahnya dunia ini, tapi satu yang buat semua terhenti awan hitam datang menyelimuti langit ini. Sempat ku temukan beberapa perempuan bicara bahagiakan diri dengan cara ku sendiri, belanja atau kesalon yang gak penting tiap hari adalah luapan emosi jiwa yang tak terkendali, setidaknya bisa membuat tersenyum karna bisa berada dikeramaian.
     Dan bila mentari esok kan bersinar lagi tak akan berubah dengan sikap perempuan yang hampir tiap hari selalu meramaikan salon, jarang sekali salon itu damai, sunyi senyap. Beberapa salon hanya  berisi suara-suara yang khas dari aura wanita.
      Sebenarnya hanya ingin tampil cantik bersih dan indah enak dipandang itulah tujuan perempuan ke salon. Banyak pria berkata cantik itu relative, namun sesungguhnya cantik itu bukan relative cantik itu mahal.
      Meski hujan turun dan pelangi belum sempat muncul serta berbagai gelombang yang dimana angin dapat meratakannya kembali dan hiraukan burung pantai melonteh hina karna semua akan hilang dengan datangnya senja.  itulah perempuan dan salon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar